Yusron Aminulloh, Setia Sebar Energi Positif untuk Indonesia
Kiprah

Yusron Aminulloh, Setia Sebar Energi Positif untuk Indonesia

Sukses mendirikan MEP (Menebar Energi Positif) Training Center, Yusron Aminulloh masih bergaya sederhana, apa adanya. Padahal namanya sudah dikenal sebagai salah satu master trainer berpengaruh di Indonesia.

MEP yang ia dirikan di Jombang, dikenal sebagai sebuah lembaga yang bergerak di bidang pelatihan sumber daya manusia (SDM) dan hingga saat ini telah melakukan training hampir di seluruh wilayah Indonesia. Pelatuhannya juga sudah diikuti ratusan ribu peserta, melibatkan sejumlah narasumber, baik di lembaga dinas pemerintah, corporate, penguatan TBM (taman baca masyarakat), dan masih banyak lagi.

“Tahun 1997, saya pindah ke Jakarta bersama sejumlah kawan. Lalu mendirikan tabloid di bawah Harian Republika. Lalu tahun 2000 hingga 2005 mendirikan beberapa lembaga dan usaha bisnis yang bergerak di bidang komunikasi,” kenang Yusron.

Sebelumnya, ia pernah tercatat sebagai wartawan dan redaktur Majalah FAKTA di Surabaya, 1986 hingga 1990. Perjalanan jurnalistiknya kemudian berlanjut di Harian Surabaya Post. “Kurang lebih lima tahun di sana. Mulai dari jadi wartawan sampai redaktur,” katanya.

Di luar itu, ia juga aktif menulis artikel opini politik di berbagai media massa, dan melahirkan buku-buku berkualitas seperti Perempuan Cemara Air dan Gunung, Tuhan Bukan Hanya Milik Orang Dewasa, Sang Mandor Kawat, Menebar Motivasi, hingga Pensiun Bermartabat.

Yusron Aminulloh, Setia Sebar Energi Positif untuk Indonesia

 

Perjalanannya kemudian berubah saat bertemu ahli hypnotherapy di Jakarta. “Dia orang Surabaya. Saya belajar banyak dari dia,” ujar Yusron.

Dari dia, Yusron melihat peluang dan kesempatan untuk mengembangkan potensi baru. Bagaimana berbicara dengan orang lain, mencari solusi, bahkan memotivasi. Itu sebabnya, beberapa orang kemudian lebih mengenal sosok Yusron sebagai motivator.

Padahal, kata Yusron, apa yang ia lakukan hanya mengajak berkomunikasi. Karena setiap orang, lengkap dengan persoalan-persoalannya, sesungguhnya sudah tahu apa yang harus dilakukan.

“Orang sering lupa saja,” candanya. Dicontohkan, bagaimana suatu saat ia bertemu dengan orang yang merasa hidupnya stagnan atau tidak bisa berkembang. Padanya, Yusron kemudian mencoba menyuguhkan ide.

Jika biasanya orang ini bekerja mulai jam 08.00, kini mulai beraktifitas sejak pukul 06.00, kemudian mencoba melakukan hal-hal yang tidak biasa. “Dia mau mencoba. Suatu saat, di pom bensin, ia sholat. Lalu membersihkan musholla. Kebetulan ada lelaki tua yang juga membersihkan toilet,” cerita Yusron.

Kebetulan, di saku celana orang ini hanya ada duit Rp 20 ribu. Spontan saja, uang itu diserahkan pada lelaki yang membersihkan toilet.

Bebeberapa saat saja, orang ini ditelpon orang. “Dia order proyektor ke orang ini. Dua unit. Dia langsung menelpon saya. Alhamdulillah,” kata Yusron yang juga pernah mendirikan Natuna TV ini.

“Ini hukum yang sederhana. Jika kita memberi, kita akan menerima. Jika kita rajin menebar kebaikan, suatu saat juga berbuah. Ini janji Allah, kan?” tegasnya.

Dengan pendekatan-pendekatan semacam ini, ditambah metode lain tentu saja, Yusron dan MEP kemudian dipercaya menjadi nara sumber di banyak pelatihan. Mulai dari Balikpapan, Batam, Palembang, Kutai, Samarinda, Palu, Bandung, Yogyakarta, Kendari, hingga Jayapura.

Untuk mencapai sukses ini, Yusron mengaku tak pernah melibatkan strategi marketing yang membabibuta. Bukan model hit and run, tapi pendekatan yang berlangsung lama. Dari proses ini kemudian ia dipercaya banyak lembaga pemerintahan dan korporat.

Jikapun ada hal-hal yang kini masih jadi target pengembangan, Yusron mengaku, ia sedang tertarik menggelar pelatihan di desa. “Saya sudah biasa memberikan pelatihan di dunia pendidikan. Bersama guru, pengajar PAUD, aparat pemerintah, staf public relations. Lalu mengembangkan taman baca. Sekarang saya tertarik ke desa,” terang Yusron.

Salah satunya, jelas Yusron, melakukan pendampingan ke warga agar lebih memahami potensi desa tempat ia tinggal. Kemudian mengajak mereka belajar mengelola keuangan desa agar lebih efektif dan efisien. (hd)

Loading...

Post Comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.