Budiono Darsono : Tidak Bertemu Pimred, Malah Bertemu Jodoh
Info Baru Kiprah

Budiono Darsono : Tidak Bertemu Pimred, Malah Bertemu Jodoh

Sebagai wartawan daerah di Harian Surabaya Post (SP), Budiono Darsono mengaku tidak pernah bertemu dengan Ibu Tuti Azis, Pimpinan Redaksi-nya. Meski begitu, di dua tahun perjalanannya bergabung dengan SP, ia justru bisa bertemu dengan Hana Budiono, perempuan yang kelak menjadi istrinya.

“Ora ketemu pimred, malah ketemu bojo,” katanya sambil tertawa. Budiono memang dikenal sebagai sosok humoris. Bicaranya ceplas-ceplos, jujur apa adanya.

Sikap ini juga tertuang dalam kiprahnya sebagai wartawan. Mulai dari Surabaya Post di tahun 1980-an, hingga di detikcom.

“Surabaya Post itu media bagus. Meski bukan berarti tanpa cela. Di antaranya tentang konten yang terkesan lambat. Ini seperti koran pagi yang terbit sore,” candanya. Di luar itu, SP terbukti tumbuh jadi salah satu media cetak yang sangat diperhitungkan.

Suatu saat, ia pernah usul agar SP terbit pagi. Tapi idenya kandas. Budi yang lebih sering di daerah, tentu tidak dalam kapasitas bisa merubah keadaan begitu saja.

“Walaupun demikian saya tetap mencoba jadi wartawan yang baik. Saya mencari berita sungguh-sungguh, nulis juga sungguh-sungguh. Saya tidak ngamplop, saya selalu mencoba disiplin,” kenangnya.

Sikap ini yang kemudian mengantar pria kelahiran Semarang, 1 Oktober 1961 ini bisa masuk Majalah TEMPO tanpa tes. Memasuki fase barunya di majalah berita mingguan, langkah Budi tentu saja semakin berkibar.

Berturut-turut, ia masuk di jajaran redaksi Berita Buana, Tabloid DeTik pimpinan Eros Djarot, PT Surya Citra Televisi (SCTV), Simponi, hingga detikcom.

Di detikcom, Budiono memasuki fase yang sangat penting. Karena di masa itu, portal berita masih jadi gagasan baru, bahkan jadi cibiran banyak orang.

Media massa masih dimaknai sebagai surat kabar, tabloid, majalah, televisi, dan radio. Namun beberapa tahun berjalan, detikcom tumbuh dan berkibar sebagai media online dengan kualitas bisnis yang prima.

Keberadaannya, baik detikcom maupun Budiono Darsono, diakui atau tidak, jadi inspirasi bagi banyak portal berita bahkan hingga kini.

Kemudian kabar mengejutkan itu datang. Setelah 18 tahun di detikcom, mulai dari mendirikan hingga jadi Direktur Utama alias Chief Executive Officer (CEO), tiba-tiba Budiono mengumumkan dirinya pensiun. Alasannya pun dinilai asal, “Saya mau mengurus keluarga”.

Mengutip detik.com, Budiono saat itu mengatakan, “Keputusan pensiun ini bukan keputusan yang mudah. Sudah dua tahun saya pertimbangkan bersama keluarga”. Pengumuman pengunduran diri Budiono dihadiri oleh Pemilik CT Corp, Chairul Tanjung.

“Di bawah Pak Budiono, pengembangan detikcom sangat luar biasa. Dari awalnya detikcom masih portal berita yang sangat simpel, dalam 5 tahun terakhir ini banyak perkembangan yang luar biasa,” puji Chairul Tanjung saat itu.

Usai melangkah dengan segenap atribut detikcom-nya, di masa pensiun, Budiono kemudian mendirikan kumparan.com. Di media digital yang didirikan dengan semangat kolaboratif dan interaktif ini, ia tercatat sebagai Presiden Komisaris. (hdl)

Loading...

Post Comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.