Di tengah kesibukannya, Sirikit Syah tetap kukuh memenuhi janji. Pertengahan Januari 2019 lalu, ia kembali memperkenalkan buku baru berjudul ‘International Journalism & Its Problem of Ethics’.
“Ini buku sederhana. Tidak seberat disertasiku. Simple, populer, dalam Bahasa Inggris yang mudah dipahami. Semua esai tentang media dan jurnalisme ini pernah dimuat di Jakarta Post dan Brunei Times di 10 tahun terakhir,” kata Sirikit.
Buku ini, kata sirikit, bahannya hampir sama dengan karya tulis terdahulu yang berjudul ‘Journalism and its Ethics tn The 21st Century’.
“Ada update. Di Kata Pengantar dijelaskan. Yang dulu diterbitkan saat Hari Pers Nasional. Yang sekarang diterbitkan Airlangga UniPress,” terang mantan wartawan Surabaya Post ini.
Sebelum dan selama kuliah doktor, Sirikit mengaku sudah menulis belasan buku. Terakhir tahun 2015, bukunya yang berjudul ‘Membincang Pers dan Kepala Negara’ diterbitkan Grasindo. Buku itu berisi kumpulan esai tentang bagaimana pers memotret kepala negara.
Lalu sepanjang 2015-2018 ia mulai sibuk disertasi. “Juli 2018 disertasi. Sangat melelahkan. Menguras emosi dan enerji. Selain materinya susah, aku kuliah di jurusan linguistic, minggu di jurnalistik. Nulis disertasi yang mengawinkan dua hal itu nggak mudah,” akunya.
Ditambah, lanjut dia, co promotor yang lebih suka memperlama daripada menyegerakan. Akibatnya, usai kanker Sirikit dinyatakan sembuh pada Oktober 2018, ada yang tumbuh lagi di liver. “Karena banyak pikiran,” aku peraih Master in Communication, Westminster University, London ini.
Tentang buku baru ini Sirikit berpesan, “Buku ini bagus dibaca dan akan menginspirasi para pembelajar ilmu komunikasi khususnya jurnalistik, ilmu hukum, hubungan internasional, dan Bahasa Inggris”.
Jadi, buat dulur-dulur Surabaya Post, silahkan membeli buku ini. Bisa langsung ke Mbak Sirikit, atau ke toko buku. Harganya Rp 60 ribuan. (hdl)
