Senin merupakan wujud jembatan pertama dari tujuh titian Sirothol Mustaqim yg dikiaskan dengan rambut dibelah tujuh. Semoga kita sukses melewati secara ati² dan bahagia dalam beraktivitas sehingga berada dalam suasana Surga. Asik kan?
Siapa yg gak ati² melewati titian tersebut akan kejegur, terperosok ke dalam neraka yg mengangah dengan lidah api yg aduhai …
Namun bagi yg berhasil melewati titian Sirothol Mustaqim maka berhak masuk surga.
Sayang ajaran agama yg mendominasi masih belum bisa menunjukkan “Wujud” dari teks Sirotol Mustaqim. Kesannya masih saja meneruskan cerita kuno penuh misteri, metafora bin kiasan. Akibatnya? Amat merisaukan. Publik tidak mendapat gambaran nyata tentang apapun yg harus dipercaya, kesannya hanya iman secara kiasan.
Ini membahayakan bagi kelangsungan nasib agama yg berkibar pada landasan rapuh. Diperintah iman tapi nggak ditunjukkan wujud atas apa yang kudu dipercaya.
Logikanya, pedagang yang menawarkan barang adalah wajib menunjukkan pada konsumen. Kalo tidak bisa menunjukkan barang bisa kena pasal perdagangan khayali. Bisa² dianggap penipuan. Lho?
Beragama itu butuh intelektualitas, kecerdasan, perenungan yg tajam serta kuat secara logika. Kalo tidak, yo salahe dewe.
Tentu ada yang tersentak dengan ungkapan ini bila tidak menggunakan mata hati serta pikiran tang jernih. Bisa gidruh², muuuwarah puwolll… Malah menganggap sebagai penistaan agama. Ya harap dipersori kalo belum paham dengan istilah penistaan sebaiknya bertanya dulu pada penulis, akan ada pencerahan tersendiri tentang penghinaan agama.
Saya bersyukur hidup di alam demokrasi yang berhak menyampaikan pendapat, Sebagai muslim yang menjunjung nilai keselamatan bagi sesama, saya merasa terpanggil berikhtiar menyampaikan pemahaman mendasar sekalipun puncak suatu pengajaran. Yakni hakiki, melengkapi tahapan syar’i.
Dalam ajaran hakiki, setiap kalimat, huruf maupun teks yang tertera pada kitab perlu ditunjukkan wujudnya. Jika sudah mengetaui wujud, semisal pembeli yg belanja suatu ajaran tentu akan yakin karena mengetaui barangnya. Goal program penyampaiannya diharap bisa menguatkan keimanan seratus persen dalam menjalankan ajaran agama. Agama apapun dengan idemotik berbeda namun intinya sama.
Yang jadi masalah adalah orang disuruh iman, percaya pada apa jika pendakwahnya sendiri belum mampu menunjukkan wujud atas segala yg dituturkan.
Meskipun begitu sudah jadi penglihatan umum bahwa begitu banyak pendakwah tidak merasa salah. Apalagi semakin silau oleh perolehan berdagang kata². Lihat aja ribuan pendakwah hidupnya kaya raya berlimpah harta hasil dari mendongeng.
Mereka serupa entertainer ato penghibur yang mengelolah industri religi.
Penggemarnya dibuat manggut², ketawa, malah diprovokasi untuk membenci penganut agama lain dengan cacian kafir. Rumangsane bener dewe meski kemampuannya masih sebatas bercerita khayali.
Beragama kok ngandalin khayal … Yo ajur jum ….
Kembali soal hari Senin. Semoga kita bisa ati² melewati titian pertama Sirothol Mustaqim dari tujuh titian yang akan dilewati berupa hari Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu.
Jika kita sukses pada hari ini dalam beraktivitas tentu merasa senang, bahagia, begitulah suasana Surga.
Allahumaaaa sukses ….
oleh : Rokim Dakas
* Penulis adalah mantan wartawan Surabaya Post
[ w rokimdakas ]