Jago Lobi, Lihai Mengeruk Iklan
Info Baru Lho Iki Lak

Jago Lobi, Lihai Mengeruk Iklan

Priono Subardan atau sering disapa Priono adalah lelaki yang gemar memelihara anjing sejak kecil. “Saya dari Pabrik Gula Semboro, di perumahan enggak ada teman, ya anjing itu teman saya,” kenangnya sembari tertawa.

Sejak kuliah di Stikosa-AWS, Priono mulai menggeluti dunia tulis-menulis. Seringnya mengirim tulisan ke Surabaya Post mengantarkan dirinya bekerja di media bergengsi tersebut. Selain itu ia juga bergabung dengan komunitas anjing herder sebagai pelampiasan terhadap dunia anjing yang digeluti.

Namun siapa sangka, komunitas anjing Herder justru mengantarkannya pada posisi Redaktur Pengganti di bidang bisnis. Pada saat itu Priono dikenal sebagai wartawan yang sering mendapatkan iklan. Sebenarnya iklan-iklan besar justru didapatkan dari komunitas anjing.

“Saya waktu itu dapat iklan dari Djarum karena bos-bos itu satu komunitas dengan saya,” katanya.

Saat bekerja di Surabaya Post, tidak banyak rekan sejawatnya yang tahu mengenai kegemarannya memelihara anjing. Tetapi hanya dikenal sebagai wartawan yang pintar lobi dan sering mendapatkan iklan.

“Padahal saya tidak pernah wawancara dengan mereka, tapi tanpa diketahui hubungan saya dengan narasumber teman-teman. Bukan antara narasumber dan wartawan tapi berteman di dunia anjing. Kedekatan saya dengan anjing benar-benar saya sembunyikan di antara teman-teman Surabaya Post,” ceritanya.

Priono juga menceritakan, banyak senior Surabaya Post yang menilai dirinya sebagai sosok yang pandai merawat hubungan dengan narasumber sampai sekarang. “Bagaimana tidak, mereka (narasumber) teman sehobi,” tambahnya.

Menurutnya kegemaran memelihara anjing merupakan salah satu trik jitu agar mudah dipercaya oleh para pengiklan. Banyaknya anggota komunitas yang sekaligus pengambil keputusan terkait iklan pada lembaga masing-masing justru dimanfaatkan Priono sebagai peluang perputaran uang.

“Di masyarakat pebisnis, hobi anjing sekaligus sebagai sosok yang bisa dipercaya untuk mendapatkan iklan,” jelasnya.

Saat masih bekerja di Surabaya Post ia telah menerbitkan satu buah buku tentang biografi Moch. Said. Ia juga menceritakan perjalanan para bupati yang berasal dari partai pemenang pada era itu.

“Berbagai judul sempat saya tulis menjadi artikel dan saya kumpulkan” terangnya.

Bermodalkan pengalaman mendapatkan iklan dari Surabaya Post, tahun 1989 Priono mencoba mendirikan kosultan media sendiri. “Waktu itu saya menjadi konsultan PT Barata merangkap juga sebagai PT Sinar Group dan PT PAL Surabaya,” ungkapnya.

Setelah tahun 1994 sampai sekarang Priono mulai menggeluti bisnis di bidang anjing. Kini ia telah memiliki 17 anjing herder betina dan 5 pejantan. Para anjing pejantannya kerap disewakan untuk menjaga perumahan, mall dan keperluan lainnya.

Selain itu kini Priono sedang mengembangkan produksi pakan anjing dan kucing. Dirinya mengaku tiap harinya menggiling 110 kilogram ayam untuk keperluan jualannya.

Sejak saat itu Priono memilih berhenti dari dunia tulis menulis dan lebih asyik dengan dunia anjing. Menurutnya di dunia anjing peluangya lebih besar dibanding dunia pers saat ini. Ia bertutur bahwa anjing trah penjaga demikian makin dibutuhkan seiring kondisi negara yang makin carut-marut.

“Alasan lain, anjing telah membuktikan dapat menopang pendapatan sebagaimana perolehan iklan-iklan besar saat bekerja di Surabaya Post dulu,” pungkasnya sambil tersenyum. (andre/hdl)

Loading...

Post Comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.