Saat Honor Wartawan Argo Melebihi Redaktur
Info Baru Nostalgia

Saat Honor Wartawan Argo Melebihi Redaktur

Likuidasi Harian Surabaya Post tahun 2002 adalah pukulan yang menyakitkan bagi banyak orang. Terlebih bagi para pembaca setia dan karyawan koran sore terbesar di Jawa Timur ini.

“Saat itu saya sedang menjadi redaktur internasional,” kenang Djoko Pitono Hadiputro. Wartawan senior yang kini aktif menulis ini kemudian berkisah, bagaimana ia mulai melangkah di surat kabar ini.

Usai mengundurkan diri dari Harian Memorandum, ia mendapat tawaran dari Tjuk Suwarsono untuk masuk ke Surabaya Post. Ia kemudia diperkenalkan dengan Ir. Hariono yang sekaligus menantu Ibu Toety Azis, yang saat itu membantu membenahi Surabaya Post.

Djoko ditempatkan di desk luar negeri, membantu redakturnya saat itu, Gatot Bibit Bibiono. Tugas awal Djoko di Surabaya Post dimulai dengan membuat berita ringan dan fetures mancanegara. Sementara status Djoko sendiri masih jadi pembantu lepas atau biasa disebut ‘argo’.

“Jadi pembagian upahnya tergantung seberapa banyak tugas yang diselesaikan. Kalau menulis banyak berita, honornya yang biasa dikasih setiap pekan ya banyak,” katanya.

Meski diplot di desk luar negeri, nyatanya Djoko juga kerap diminta membantu tugas redaktur seni dan olahraga, khususnya untuk menerjemahkan surat kabar luar negeri. Karena permintaan dan berita yang di garap Djoko cukup banyak, gajinya kadang melebihi ekspetasi.

“Begitu banyak berita yang saya tulis sehingga honor saya cukup besar. Bahkan kadang gaji saya bisa melebihi redaktur. Sehingga sering di singgung dalam rapat redaktur,” kenangnya.

Pesan Ibu Toety
Suatu hari, Djoko Pitono sempat dipanggil Toety Azis. Bertemu dengan istri pendiri Surabaya Post ini, ia diberi sebuah novel karya Ernest Hemingway. Saat menyerahkan novel, Toety berpesan agar Djoko bisa segera menyelesaikan buku yang sedang digarap.

“Bagus itu. Ya gitu, wartawan menulis buku. Jangan cuma menulis buku-buku kilat yang seminggu jadi,” katanya.

Sayang, karena kesibukan dan banyak hal, buku yang dimaksud baru terbit pada 2001. Sementara Toety Azis berpulang pada 6 April 1999. (andre/hdl)

Loading...

Post Comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.