Jika tidak ada aral melintang, gelaran Ngabu-Gurit di Langit akan digelar secara online via instagram, Senin (27/4/2020) ini. Di edisi perdananya, ‘Ngaji Buku Geguritan’ akan menghadirkan Yusuf Susilo HartonoYusuf Susilo Hartono, pegiat seni dan jurnalis senior asal Bojonegoro, Jawa Timur.
Dikutip dari wara-wara yang ditulis Ucik Fuadiyah, pengajar di Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa FBS Universitas Negeri Semarang (UNNES), ia akan mengajak Yusuf ngobrol santai, termasuk menyimak pengalaman dan proses kreatifnya dalam menulis geguritan.
“Salah satu buku karya beliau yang berjudul Ombak Wengi pernah meraih penghargaan Hadiah Sastra Rancage di tahun 2012. Pastinya nanti akan kita bacakan pula gurit karya-karya beliau yang dikenal kontemporer, ‘nyebal saka pakem’ itu,” tulis Ucik.
Langkah Yusuf Susilo Hartono di dunia seni memang tak berbeda dengan kiprahnya di dunia jurnalistik. Serius, tak pernah main-main.
Pria kelahiran 18 Maret 1958 ini sempat aktif di dunia melukis, termasuk pernah membuat sanggar lukis di kota kelahirannya, Bojonegoro.
Beberapa kali bertemu, Yusuf tetap konsisten di dunia seni. Latar belakangnya sebagai jurnalis sesekali muncul dalam project kebudayaan yang ia buat. Di antaranya saat membuat pameran Sketsa + (baca plus), 11-17 Juni 2014 di Galeri Nasional Indonesia. Saat itu ia mengusung hiruk pikuk kampanye Pilpres 2014.
Di luar itu, alumnus FKIP IKIP ini juga beberapa kali unjuk karya, di antaranya pameran tunggal 2002, Pameran Jejak Jepang dalam Sketsa di Pusat Kebudayaan Jepang, Pameran dalam Festival Gedung Kesenian Jakarta tahun 2003, Pameran Sketsa Pagelaran di Galeri Candrika, YSRI, Pondok Indah 2004, kemudian Pameran Stage of Life di Rumah Seni Surya Karbela, Jakarta.
Sukses terus Mas Yus ….