Temu kangen eks Surabaya Post, Minggu (30/5) lalu benar-benar seru. Diawali dengan orientasi kebun yang dipandu tuan rumah, Yusron Ronopati, keluarga besar eks Surabaya Post diperkenalkan dengan lingkungan DeDurian Park yang kini banyak ditumbuhi cottage serta aneka tanaman hayati, terutama durian. Termasuk juga disampaikan sistem pengelolaan dan manajemen laboratorium lapang tersebut.
Yusron Ronopati menjelaskan, DeDurian Park yang kini memiliki luas tidak kurang dari 30 hehtar dengan modal awal Rp 350 juta dan kini beromset Rp 11 miliar per tahun itu, sengaja dirancang bukan sekadar untuk tempat rekreasi. Tapi lebih dari itu, yakni untuk pusat pendidikan dan pelatihan serta laboratorium lapang, khususnya untuk tanaman durian.
“Kita punya target, DeDurian Park Wonosalam ini nanti menjadi pusat durian nasional dengan berbagai macam varitas dan aneka rasa. Selain itu, impian kita tanaman durian di sini bisa berbuah sepanjang tahun,” jelasnya.
Karena itu, tambah cak Yus yang juga seorang motivator ini, untuk mewujudkan mimpi besar tersebut, pihaknya menggandeng beberapa perguruan tinggi ternama di Jatim melakukan kerjasama penelitian lapang.
“Kita menyediakan lahan, dari perguruan tinggi bisa memanfaatkan untuk laboratorium lapang. Terutama untuk mengembangkan aneka varitas durian,” kata cak Yus seraya menyebut beberapa perguruan tinggi yang melakukan kerjasama dengan DeDurian Park, seperti Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, ITS, Universitas Negeri Surabaya dan beberapa lainnya.
Usai orientasi lapangan, acara dilanjutkan dengan ramah tamah diselingi dengan berbagai cerita dan nostalgia. Mas Anis misalnya, bercerita bagaimana pandemi covid 19 ini sudah memporak porandakan agenda silaturahim tahunan eks SP.
“Hampir dua tahun kita tidak kumpul-kumpul seperti ini karena covid. Semoga covid segera berlalu dan kehidupan menjadi normal kembali,” katanya seraya minta maaf karena covid dua kali Ramadan tidak bisa menggelar buka bersama di rumahnya Nyamplungan
Berbeda dengan mas Anies, cak Pei yang diberi kesempatan untuk memberi pesan dan kesan, dengan nada bergurau menyerukan untuk teman2 eks SP mendukung Bambang Bes bilamana maju menjadi caleg Partai Umat. Peserta pun ikut mendoakan perjuangan Bambang Bes. Namun provokator acara itu dengan tangkas menampik anggapan akan maju berebut kursi legislatif.
Sedangkan KH Suharyo yang didaulat memberi tausiah dan doa penutup, menyerukan kepada peserta temu kangen agar memanfaatkan sisa usia untuk lebih mendekatkan diri pada Sang Khalik, dengan memperbanyak ibadah dan bertaubat.
Menutup rangkaian acara adalah foto bersama. Namun sebelum menutup acara, Yusron menceritakan, sebetulnya yang mempunyai ide mengumpulkan keluarga eks SP di DeDurian Park adalah Sapto Anggoro, bos Binocular.
“Jadi, awalnya ada usulan dari Mas Sapto untuk mengajak mengumpulkan teman-teman di DeDurian Park ini, saya setuju. Lha kok malah yang punya ide, nggak datang,” kata cak Yus seraya berharap bisa kumpul kembali di DeDurian Park Wonosalam dengan peserta yang besar dan lengkap.