Dari Bandara Juanda, A. Sapto Anggoro langsung mampir ke Kedung Tarukan, tempat tinggal Gatot Bakti Sosiawan. Seperti diketahui, fotografer andalan Surabaya Post yang akrab dipanggil GBS ini sedang menderita stroke dan Lupus.
GBS dulu juga dikenal sebagai salah satu anak emas Toety Azis. Kamera yang digunakan super canggih, melampaui kamera yang digunakan fotografer koran lain. Tak heran jika foto-fotonya mendominasi halaman satu koran sore terbesar di Jawa Timur ini.
“Gimana kabarnya, mas?” tanya Sapto yang datang bersama istrinya. GBS yang duduk di atas kursi roda sempat diam. Mungkin mencoba mengingat sesuatu.
“Ya wes ngene iki. Tanganku aja yang tidak bisa digerakkan,” jawabnya tegas.
Sejak sakit, GBS tinggal bersama kakak perempuannya. Ia juga ditemani perawat khusus yang siang itu kebetulan tidak di tempat.
GBS lalu bercerita, beberapa tahun lalu, usai datang di sebuah pementasan, ia merasa ada yang aneh dengan tangannya.
Sejak pensiun dari Surabaya Post GBS kebetulan hidup dengan mengandalkan keyboard dan bakat musikalnya. Hari itu, usai mentas di sebuah acara di Bromo, ia berkendara pulang sendirian. Lalu tangannya tiba-tiba susah digerakkan. Beruntung, saat kondisi makin memburuk, ia sudah sampai rumah.
Dan info dari dokter yang merawat cukup mengejutkan. GBS menderita Lupus, sebuah penyakit yang mengganggu sistem kekebalan dalam tubuh. Lupus termasuk dalam penyakit autoimun yang menyebabkan sel-sel tubuh rusak dan mengalami peradangan.
Tak hanya itu, ia juga menderita stroke. Cerita Nur Fakih, kawan eks Surabaya Post, GBS jadi serba repot. Satu sisi penyakit Lupus tidak boleh kena sinar matahari, satu sisi yang lain penyakit stroke butuh sering kena sinar matahari.
Pembicaraan Sapto dan GBS pun berlangsung gayeng. Suaranya tegas, ingatannya masih cukup tajam. Meski sesekali berhenti untuk menggali ingatan, ia lancar menyebut beberapa nama. Termasuk saat bercerita kondisi keluarga dan kesehatannya.
Setelah satu jam, GBS tiba-tiba mohon diri mau istirahat. Kata kakaknya, GBS kalau duduk memang tidak bisa berlama-lama. “Kalau tiduran bisa betah lama”.
Sapto pun langsung pamit. “Semoga lekas sembuh mas”. GBS menganggukan kepala.