Setelah sukses digelar di Kediri pada 2017 lalu, tahun ini, Festival Panji Nasional kembali diadakan dengan melibatkan peserta mancanegara. Festival ini juga siap disajikan di delapan kota di Jawa dan Bali. Dan sesuai dengan peserta yang ada, namanya pun berganti dengan ‘Festival Panji Internasional’.
Event yang akan diselenggarakan pada 27 Juni hingga 13 Juli 2018 ini merupakan kerja bareng Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Pemerintah Provinsi Bali, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Tahun ini, tema yang diusung adalah ‘Menggugah Warisan- Bersama Sastra dan Budaya Panji’.
Bermula di Denpasar, Bali, pada 27-30 Juni 2018, bersamaan dengan Pesta Kesenian Bali, festival berlanjut ke Taman Candrawilwatikta Pandaan pada 1 Juli 2018, Taman Krida Budaya Jatim di Kota Malang 2 Juli 2018, Candi Penataran Blitar 3 Juli 2018, Pendapa Kabupaten Tulungagung 4 Juli 2018, Candi Tegowangi Kediri 5 Juli 2018, diteruskan ke Yogyakarta 6-8 Juli 2018, dan Jakarta pada 9-13 Juli 2018.
Khusus di Jawa Timur, festival ini akan dibarengkan dengan Festival Panji Nusantara yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur.
Bentuk kegiatan Festival Panji Internasional 2018 meliputi pergelaran kesenian, workshop dan seminar, peningkatan apresiasi lewat lomba-lomba bagi pelajar dan umum, kunjungan wisata budaya, dan pameran naskah kuno, lukisan, topeng serta berbagai ekspresi benda seni bertema Panji. Selain itu juga penerbitan buku dan pemutaran film animasi. Semua acara terbuka untuk umum dan gratis.
Menurut Direktur Kesenian Dirjenbud Kemendikbud RI, Dr. Restu Gunawan, M.Hum, peserta mancanegara yang menyajikan pergelaran kesenian berbasis Cerita Panji adalah dari Thailand dan Kamboja. Sedangkan sebagai narasumber seminar dari Jerman, Thailand, Malaysia dan Belanda didamping dari Indonesia sendiri.
Di Jawa Timur, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Dr. H. Jarianto, MSi, mengatakan, rangkaian acara di lima kota itu diberi nama ‘Festival Panji Nusantara’. Beragam acara yang disajikan berupa pameran lukisan dan kerajinan dari bambu, parade musik bambu, kesenian bantengan, reog kendang, musik tradisi, seni pertunjukan Ronteg Singo Ulung, sajian tari kolosal delegasi Panji Nusantara dari STKW Surabaya, pameran seni rupa instalasi benda kuno dan Wayang Panji, dan Lomba Lukis Hari Anak serta pemutaran film dokumenter dan dialog seni.
Festival Panji Nusantara ini direncanakan akan diselenggarakan setiap tahun secara berkala di kota-kota Jatim secara bergantian.
Menurut Restu Gunawan, belakangan memang sastra dan Budaya Panji atau Inao merupakan local genius nenek moyang bangsa Indonesia. Sastra Panji lahir pada akhir abad ke-14, pada era Majapahit.
Tokoh utama cerita Panji adalah Raden Inu Kertapati, putera mahkota Kerajaan Jenggala, dan kekasihnya Dewi Sekartaji, puteri kerajaan Daha. Dari masa ke masa cerita Panji sangat populer dan digemari masyarakat sehingga cepat menyebar ke wilayah Nusantara, bahkan melanglangbuana ke Asia Tenggara, terutama Malaysia, Kamboja dan Thailand. Cerita Panji diabadikan di beberapa relief candi di Jawa Timur.
Namun sekarang ini sedang mengalami kemunduran dari para apresiatornya, terutama kalangan muda. Sehingga perlu upaya untuk ‘Menggugah Kembali Warisan Bersama Sastra dan Budaya Panji’ tersebut. Apalagi naskah cerita Panji telah mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai warisan Dunia pada 31 Oktober 2017 lalu.
Panji tidak saja mencakup bidang sastra, tetapi juga berkembang dalam berbagai bentuk transformasinya, antara lain menjadi inspirasi dalam seni pertunjukan, baik musik, tari, maupun teater, kemudian wayang beber, komik, seni media dan film, dan seni kriya atau kreatif seperti topeng dan lain-lain. Sejarawan Andrian Vickers menulis, “Panji atau Inao merupakan sebuah budaya bersama di Asia Tenggara”.
Sastra-budaya Panji sebagai sumber inspirasi karya seni dan nilai kehidupan, saat ini mulai dilupakan. Sehingga diperlukan upaya revitalisasi, reaktualisasi dan rekreasi sastra-budaya Panji untuk menumbuhkan kembali memori-bersama tentang sastra dan budaya Panji. Melalui berbagai ekspresi sastra-budaya Panji yang beragam, kekinian dan menarik, sehingga generasi mileneal atau zaman now mengenal jejak warisan sastra dan budaya Panji.
Info lengkap hubungi Cak Henri Nurcahyo (0812 3100 832)