Beky Subechi : Kenali Foto, jadi Fotografer Kemudian
Info Baru Kiprah

Beky Subechi : Kenali Foto, jadi Fotografer Kemudian

Semasa kuliah, Mohammad Subechi Nurcahyo, S.Sos., M.I.Kom, akrab dipanggil Beky Subechi, lekat dengan dunia aktivis. Turun ke jalan, hadir dalam diskusi yang saat itu lebih banyak dilakukan diam-diam, dan bergabung dalam beberapa organisasi.

“Saya belajar fotografi di kampus Stikosa AWS. Juga pada beberapa fotografer senior, di antaranya fotografer Harian Surabaya Post,” aku Beky, saat ditemui di kawasan Gayungsari, Surabaya.

Ia bergabung di koran sore ini di waktu yang terbilang pendek, tahun 1995 hingga akhir 1996. Jadi wartawan foto di Surabaya Post, Beky terbiasa bekerja dalam kecepatan. “Koran sore, jadi waktu belanja foto hanya pagi sampai siang,” kenangnya.

Di Surabaya Post ia berkenalan dengan banyak orang. Seperti Gatot Bakti Sosiawan (GBS) dan Zainuddin. Bahkan sebelum bergabung, ia juga sudah mengenal karya-karya mereka. Termasuk karya Soedjatmoko dan Sentot Noerachman, yang waktu itu ikut boyongan ke sebuah stasiun televisi di Surabaya.

“Jadi ada kekosongan di Surabaya Post. Saya lihat foto-fotonya. Ada yang berubah. Waktu itu Surabaya Post dikenal sebagai ‘Kompas-nya Surabaya’. Termasuk di sisi foto,” jelas peraih Anugerah Adiwarta Sampoerna kategori Foto Ekonomi Bisnis 2009 ini.

Berbekal pengamatan ini, ia pun nekad mengirim karya-karyanya ke redaksi. Pucuk di cinta, kesempatan itu pun datang. Beky mulai aktif mengirim foto dan mulai menerima penugasan.

Akhir 1996, Beky mengundurkan diri dari Surabaya Post. Sebelumnya, bersama Adi Sutarwiyono (Harian Surya), Beky jadi korban kekerasan aparat saat terjadi aksi masa. Tak hanya menderita luka fisik, Beky mengaku ada trauma tersendiri setelah peristiwa ini.

“Ada kekecewaan tersendiri saat mengetahui, bagaimana lembaga media tempat saya bekerja menyelesaikan masalah ini. Tapi ya sudah lah,” candanya.

Usai resign, Beky melanjutkan perjalanannya di Harian Jawa Pos. Di koran ini ia kembali dipercaya menjadi fotografer, hingga kini.

Di sepanjang karirnya sebagai fotografer, pria kelahiran Surabaya, 31 Mei 1973 ini pernah bergabung di Surabaya Press Club (SPC) pada tahun 1996. Organisasi ini kemudian melebur jadi Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Dua tahun kemudian ikut mendirikan Forum Jurnalis Foto (FJF) Jawa Timur, yang kemudian melebur dalam Pewarta Foto Indonesia (PFI).

“Setiap perjalanan sangat berarti. Ada pengalaman, ada proses pembelajaran,” katanya. Semangat untuk selalu belajar ini pula yang kemudian mengantar Beky meneruskan pendidikan S1-nya hingga meraih Magister Ilmu Komunikasi.

Di sisi lain, ia tetap aktif menjalani profesinya. Beberapa kali ia dipercaya melakukan liputan di event internasional. Seperti meliput Asian Games 2002 di Busan, Korea Selatan, Final Thomas dan Uber 2006 di Jepang, Olimpiade di Beijing, China, Agustus 2008, Tokyo Motor Show 2011, hingga peliputan di tiga negara bagian wilayah barat Amerika Serikat.

Atas kiprahnya ini, Beky beberapa kali meraih penghargaan di dunia foto. Mulai dari Medali Emas Salon Foto Indonesia kategori Foto Jurnalistik 2002, The Best Photographer Samsung Award Indonesia 2003, The Best Performance of Photographer ‘Maritime Journalism Award’ PT PAL 2005, Juara II Lomba Foto Telekomunikasi XL 2007, Juara II Lomba Foto BNI 2007, Juara I Lomba Foto Telkomsel wilayah Jawa Bali 2005 dan 2009.

Ia juga meraih Anugerah Adiwarta Sampoerna kategori Foto Ekonomi Bisnis 2009, Piala Prapanca PWI Jatim 2002, Juara I Lomba Foto Telkomsel wilayah Jatim 2012, dan masih banyak lagi.

Kini, selain aktif di Redaksi Harian Jawa Pos, Beky aktif menjadi dosen tidak tetap dan dosen tamu di beberapa perguruan tinggi. Ia juga aktif menjadi pemateri pada pelatihan fotografi di tingkat nasional dan daerah yang diadakan oleh perguruan tinggi, sekolah, dan sejumlah perusahaan swasta, BUMN, maupun pemerintahan. Di luar itu, ia juga beberapa kali dipilih menjadi juri di sejumlah perlombaan fotografi jurnalistik tingkat daerah Jawa Timur dan nasional. (hdl)

Loading...

Post Comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.