Bambang Soen, Moncer di Jurnalistik dan Dunia Politik
Info Baru Kiprah

Bambang Soen, Moncer di Jurnalistik dan Dunia Politik

Lain dulu, lain sekarang. Lain wartawan daerah di jaman dulu, lain pula wartawan daerah jaman sekarang. Bukan jadi wartawan kelas dua, kiprahnya terbukti malah banyak memberi warna di media tempat bekerja.

Ini juga yang dialami para wartawan senior yang sempat malang melintang di beberapa daerah di Jawa Timur. Mulai dari Budiono Darsono, Zed Abidien, Djajus Pete, Slamet Agus Sudarmojo, Yusuf Susilo Hartono, hingga Bambang Soen.

Nama terakhir, Bambang Soen, dikenal sebagai koresponden Surabaya Post di Tuban. Sebelumnya, pria yang lahir dengan nama Bambang Sunarjanto ini aktif sebagai koresponden di Harian Memorandum meski hanya satu bulan.

“Saya di Surabaya Post mulai tahun 1984 sampai 1990. Lalu pindah ke Harian Berita Buana biro Surabaya,” akunya.

Saat Berita Buana diambil alih Harian Republika, Bambang pun melanjutkan karir jurnalistiknya di harian ini. Di Republika, ia dipercaya menjadi wartawan di Surabaya, dilanjutkan ke Jakarta, Semarang dan terakhir di Yogyakarta.

Perjalanan panjang Bambang Soen di dunia media berhenti di tahun 1999. Menjelang Pemilu, ia resmi meninggalkan dunia wartawan dan masuk ke ranah politik di bumi kelahirannya, Bojonegoro.

Tak berbeda dengan saat di dunia kewartawanan, di politik pun Bambang Soen menunjukkan tajinya. Maklum, sejak SMP, pria yang tahun ini berusia 66 tahun ini sudah bergabung dengan GSNI.

Lalu pada tahun 1970-an, ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan sempat tercatat dalam daftar pengurus Pemuda Demokrat.

Saat masih aktif jadi wartawan, tepatnya tahun 1991, Bambang Soen dipercaya Guruh Soekarno Putra memimpin Banteng Muda PDI. “Saya jadi Ketua PDI pro Mega sejak 1996 yang kemudian menjadi PDI Perjuangan,” kata Bambang lagi.

Ketika PDI Perjuangan terbentuk, ia terpilih jadi Ketua PDI Perjuangan Bojonegoro hingga 2004. Tak berhenti di situ, kini, nama Bambang Soen juga tercatat sebagai anggota Badan Pemenangan Pemilu DPD PDI Perjuangan Jawa Timur.

Meski langkahnya tak lagi di dunia jurnalistik, Bambang Soen mengaku, dunia menulis tetap jadi momen yang istimewa. Karena itu, jika ada yang bertanya, mana yang lebih asyik, di dunia jurnalistik atau politik, ia menjawab tegas, “Dunia jurnalistik”.

Mengapa? “Lebih bebas. Tak terikat batasan. Idealisme tersalurkan dengan sempurna. Di dunia politik kita terikat AD/ART organisasi,” akunya.

Loading...

Post Comment

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.